Kehadiran bisnis startup Pertanian di Indonesia Banyak Membantu Petani, Pedagang hingga Konsumen
Apa itu start up? Startup adalah sebuah perusahaan rintisan, umumnya disebut startup (atau ejaan lain yaitu start up), merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Kebanyakan perusahaan startupadalah sebuah usaha yang baru didirikan dan masih mencari pasar yang tepat bagi mereka untuk beroperasi.
Istilah startup memang tepat digunakan karena ini adalah awal perjalanan di dunia perusahaan. Kebanyakan perusahaan start up memanfaatkan media digital untuk melakukan kegiatan perusahaannya.
Perkembangan startup di Indonesia tergolong bagus, setiap tahunnya terus bermunculan startup baru yang semakin beragam jenis dan manfaatnya. Hal ini didukung pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga saat ini, ada sekitar 1.500 start up lokal yang ada di Indonesia. Startup di Indonesia sendiri memiliki tiga klasifikasi, yaitu start up game, edukasi, dan perdagangan.
Kehadiran bisnis startup di Indonesia ini ternyata banyak membantu masyarakat untuk memulai berbisnis dengan gaya baru di dunia digital. Mengingat Indonesia adalah negara agraris, beberapa developer atau pengusaha startup memanfaatkan peluang ini dan menciptakan bisnis startup di bidang pertanian.
Berikut sembilan startup bidang pertanian yang sudah cukup terkenal di Indonesia.
1. BerasSurabaya.com
Dunia pertanian dan agrobisnis kini sangat terbantu dengan hadirnya berassurabaya.com. Platform website semi ecommerce khusus penjualan beras lokal ini semakin banyak peminatnya. Karena menjadi wadah untuk penjualan beras dari berbagai macam merk dan jenis secara online. Plus lagi, berassurabaya.com ini melayani pengiriman 24 jam untuk perumahan, Hotel maupun restoran bahkan Pedagang Kaki Lima atau PKL. Sayangnya, untuk sementara platform website jual beras online berassurabaya.com ini masih sebatas melayani order 24 jam di wilayah Surabaya dan Sidoarjo Jawa Timur. Namun untuk pengiriman normal bisa dilakukan ke seluruh Indonesia. Owner berassurabaya.com Riko Abdiono, mengaku omsetnya sudah terus meningkat hingga 500% persen sedari website beras online ini dibuat tahun 2015 melalui instagram @beras.surabaya
2. SiKumis.
SiKumis merupakan startup dengan fitur menjual barang-barang perlengkapan untuk bercocok tanam. Bukan hanya itu, SiKumis juga menjual beberapa bibit tanaman, pupuk, dan produk hasil tani. Perusahaan yang didirikan Edward S Siagian dan Chintya Fransisca ini telah berkembang menjadi perusahaan sosial dengan ribuan pelanggan dan nilai transaksi mencapai miliaran rupiah sejak didirikan tiga tahun silam.
3. iGrow.
iGrow didirikan Muhaimin Iqbal, Andreas Senjaya, dan Jim Oklahoma pada 2014. Perusahaan ini memberatkan fokus pada tiga unsur elemen yaitu modal, pasar dan kemampuan budidaya. iGrow menghubungkan antara investor, petani, pembudidaya, maupun pemilik lahan. iGrow membuka kesempatan bagi orang-orang yang ingin berinvestasi di bidang pertanian.
4. CROWDE.
Crowde adalah sebuah platform untuk menghimpun dana dari masyarakat sebagai modal kerja petani. Dengan metode crowd-lending, CROWDE bergerak sebagai platform permodalan yang mengelola dana masyarakat yang disalurkan pada proyek petani. Startup yang dirikan tahun 2015 oleh Yohanes Sugihtononugroho dan Muhammad Risyad Ganis ini hadir untuk membantu petani sekaligus menjadi platform edukasi untuk permodalan.
5. Limakilo.
Limakilo adalah sebuah startup yang terfokus pada tata niaga jual beli bawang merah dan menjadi platformbertemunya petani dan pembeli secara langsung. Limakilo pertama beroperasi di Jakarta, hingga saat ini sudah merambah kota-kota lain seperti Yogyakarta, Bandung, Brebes dan Cirebon. Keberadaan Limakilo membantu para petani bawang merah untuk menjual hasil tani dengan lebih transparan.
6. Ci-Agriculture.
foto: CI-Agriculture.com
Ci-Agriculture ini adalah start up yang memfokuskan tujuannya kepada tiga hal, yaitu Crop Accurate,engan menggunakan drone dan remote sensing sebagai medianya, dapat membantu para petani untuk memandu ketika sedang menanam benih yang baik, memberi pupuk, penggunaan obat, dan kegiatan bertani lain secara efisien, Agritrack merupakan sistem yang dibuat untuk menghubungkan para petani, distributor, pasar, dan konsumen, dan Crop Insurance asuransi bagi para petani.
7. 8ViLLages.
foto: 8ViLLages.com
8ViLLages adalah start up yang menggunakan teknologi virtual untuk membantu para petani yang masih sangat kurang dengan pengetahuan tentang dunia pertanian. Start up ini memberikan edukasi dan membantu para petani untuk menciptakan solusi yang disesuaikan dengan komunitas pertanian dan sistem operasional yang ada di Indonesia. 8Villages juga menyiapkan program yang memungkinkan para investor untuk berkomunikasi dengan para petani walaupun mereka berada di daerah pedesaan yang jarang mendapatkan sinyal.
8. Eragano.
foto:eragano.com
Eragano adalah startup yang dibuat pada tahun 2015 oleh Stephine Jessyln lulusan teknik industri ITB dan Aris Hendrawan, pemilik lahan di Rancamaya. Melalui teknologi, eragano menghubungkan petani dengan industri untuk memungkinkan petani menjual produk pertanian dengan harga yang pantas dan kuantitas yang berkelanjutan. Adanya eragano, produk hasil petani bisa di jual langsung ke restoran atau hotel ternama.
9. eTanee.
foto: etanee.id
eTanee adalah startup uang menjual hasil tani dari petani atau peternak kepada konsumen dengan cara yang lebih mudah dan harga yang layak. Perusahaan ini berawal dari keresahan para petani soal merosotnya harga hasil pertanian dan susahnya menjual produk hasil tani. rik/brilio/teknologi