Harlah ke180 Ponpes Zainul Hasan Genggong, Khofifah Serukan Rahmatan Lil’ Alamiin

Khofifah menjenguk Ning Sus, di Probolinggo.

NAWABAKTI – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong Pondok Pesantren yang
memiliki jaringan keilmuan yang luas, serta Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah agar terus menjadi
penyemai dan penjaga Islam Rahmatan lil’Alamin, atau membawa rahmat dan kesejahteraan bagi
seluruh alam semesta, khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pesantren bukan hanya memiliki jejaring keilmuan yang luas secara institusional, tapi juga
dikembangkan jejaring Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, dari sinilah proses menjaga Islam
Rahmatan lil’Alamin,” kata Gubernur Khofifah saat Haflatul Imtihan ke-87 dan Harlah ke-180
Ponpes Zainul Hasan di Ponpes Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo, Sabtu (20/4) malam.

Gubernur Khofifah mengatakan, pentingnya menyemai dan menjaga Islam Rahmatan
lil’Alamin agar kedamaian, ketentraman, persatuan dan kesatuan di negeri ini tetap kokoh. Sebab,
bangsa kita sangat majemuk, diantaranya memiliki 714 suku, berbagai macam agama, ras, budaya,
adat, dan bahasa.
Orang nomor satu di Jatim ini lantas mencontohkan betapa sulitnya kehidupan di negara
yang tidak hidup dengan damai, seperti beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika yang saat ini
masih dilanda perang akibat perpecahan antar kelompok. Padahal, negara tersebut tidak memiliki
suku dengan jumlah sebanyak Indonesia, partai politiknya pun demikian.
“Palestina itu hanya ada dua partai, yakni hanya ada Fatah dan Hamas, tapi sampai sekarang
keduanya tidak kunjung akur,” katanya lantas menambahkan, akibat perang itu, terdapat lima juta
penduduk Palestina yang mengungsi. Dimana sebanyak 2,5 juta-nya mengungsi ke Negara
Yordania. Sebab, Yordania telah menyiapkan 25% anggaran pemerintah untuk membiayai
pengungsi Palestina.

Baca Juga : Begini Respon Gubernur, Soal Asrama Putri Al-Khofifah

Dalam setahun, lanjut gubernur wanita pertama di Jatim ini, dibutuhkan dana sebesar USD
700 Juta Dollar untuk mengurus 2,5 juta pengungsi tersebut. Dahulu, biaya ini ditanggung oleh
Amerika Serikat, namun sejak tahun kemarin, biaya ini sudah tidak ditanggung lagi. Akhirnya,
Palestina berharap bantuan dari negara lain, seperti Qatar, Kuwait, UEA, dan Arab Saudi.
“Oktober lalu, Dubes Palestina datang ke Indonesia, lalu membuat acara Palestinian
Solidarity Week. Saya bertanya ke Dubes-nya, keempat negara itu menyumbang berapa?
Jawabannya, masing-masing USD 50 Juta Dollar, jadi baru terkumpul USD 200 Juta Dollar, atau
belum sampai separuh dari total kebutuhan bagi para pengungsi,” lanjutnya.

Hikmah dari pengalaman itu, imbuh Khofifah, adalah betapa Allah SWT telah menurunkan
anugerah hidup di bumi Indonesia yang penuh ketenangan, dan ketentraman. Anugerah ini harus
terus dijaga, masalah sekecil apapun harus cepat diselesaikan agar kehidupan kembali harmonis,
dan Ponpes memiliki kontribusi besar terhadap terjaganya kedamaian di negeri ini.
“Jadi jangan mau diganggu oleh oknum yang ingin merusak ketenangan, dan ketentraman
disini. Di Ponpes, kita bertemu para kyai yang penuh keteguhan dan ketenangan, karena kita diajak
mengamalkan bersholawat, istighosah, manaqib, dan sema’an,” imbuhnya seraya menambahkan,
dalam amalan tersebut selalu didoakan agar bangsa ini tetap aman, damai, dan tentram.

Gubernur Jatim Hadiri Haflatul Imtihan ke 87 dan Harlah ke 180 PP Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo, Sabtu (20/4/2019).

Hadir dalam kesempatan ini, pimpinan Ponpes Zainul Hasan, K.H. Mohammad Hasan
Mutawakkil Alallah, Ustadz Yusuf Mansur, Ketua DPRD Probolinggo, para pengasuh PP Zainul Hasan, para kiai, ibu nyai,
para pengajar, alumni, dan santri PP Zainul Hasan, masyarakat sekitar. Khofifah juga menyempatkan diri menjenguk Ning Sus salah satu pengasuh ponpes yang sedang terbaring sakit. rik

Monggo dikirim nang konco konco
Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts